Kokeshi
Kokeshi merupakan boneka Jepang yang terbuat
dari kayu, dengan badan silinder yang sederhana dengan kepala yang lebih besar
dari badannya, rambut yang sedikit, dan garis-garis yang digambar membentuk
wajah. Biasanya di badannya digambar corak bunga dengan warna merah, hitam,
kuning dan dilapisi dengan semacam lilin. Karakteristik mencolok dari boneka
Kokeshi adalah tiadanya lengan dan kaki. Biasanya di bagian bawah boneka ini
ditandai dengan cap/stempel pemiliknya.
Kokeshi ini telah dibuat selama 150 tahun, dan
berasal dari utara pulau Honshu (pulau utama Jepang). Awal mulanya, boneka ini
dibuat sebagai mainan dari anak-anak petani. Dari mainan yang sederhana ini,
sekarang menjadi kerajinan Jepang yang terkenal, dan dijadikan souvenir bagi
turis.
Ningyo
Kyo-ningyo (Dolls of Kyoto)
Ningyo (人形), yang berarti
figur manusia, merupakan boneka tradisional yang biasanya berbentuk anak-anak
atau bayi, pejabat kekaisaran, prajurit atau pahlawan, karakter dalam cerita
dongeng, dewa dan setan, atau juga orang-orang dalam kehidupan sehari-hari
masyarakat Jepang. Sebagian besar dibuat secara tradisional untuk altar atau
tempat keramat di rumah, untuk hadiah pemberian formal, atau perayaan festival
seperti Hina Matsuri (pada Festival Boneka atau Hari Anak Perempuan tanggal 3
Maret) atau Tango no Sekko yang biasa disebut Kodomo ni Hi (Hari Anak-Anak atau
Hari Anak Laki-Laki tanggal 5 Mei). Beberapa dirancang sebagai kerajinan lokal
untuk dibeli oleh peziarah ke kuil atau perjalanan yang lain sebagai oleh-oleh.
Pada sekitar tahun 1000, beberapa tipe boneka
sudah dibuat. Anak-anak perempuan bermain boneka dengan rumahnya, ibu-ibu
membuat boneka pelindung dengan harapan senantiasa melindungi anak-anaknya
serta cucu-cucunya, upacara keagamaan pun menggunakan boneka, untuk mengambil
dosa dari orang yang disentuhkannya.
Mungkin saja pembuat boneka profesional pertama
kalinya merupakan para pemahat/pematung dari kuil, yang ahli untuk membuat
patung kayu yang menggambarkan anak-anak (boneka Saga). Keahlian membuat seni
menggunakan komposisi kayu dan pahatan kayu, pernis yang menjadi “kulit” putih mengkilap
yang disebut gofun, serta kain tekstil yang indah, kemudian menjadi meluas.
Karakuri
Zashiki Karakuri -tea-serving-robot
Karakuri merupakan boneka golek (puppet) atau
automata dari abad 18-19, boneka mekanik mengagumkan dari kayu yang bisa
bergerak. Karakuri sendiri bisa berarti alat mekanik untuk melakukan sesuatu,
menggoda, atau memberi kejutan ke seseorang. Bisa saja berarti mengandung “sihir” tersembunyi dan
misteri di dalamnya. Karakuri ini umumnya di festival atau ditampilkan di
panggung hiburan berukuran kecil. Biasanya gerakan boneka ini diiringi dengan
instrumen musikal.
Utamanya terdapat tiga tipe dari karakuri, Butai
Karakuri (舞台からくり Karakuri Panggung) yang digunakan
di teater/panggung. Zashiki Karakuri (座敷からくり tatami room
karakuri?) yang kecil dan dimainkan dalam rumah. Dashi Karakuri (山車からくり festival car
karakuri?) yang digunakan dalam festival keagamaan, dimana boneka ini digunakan
untuk menampilkan mitos atau legenda tradisional.
Salah satu contoh zashiki karakuri adalah robot
mekanik penyaji teh, yang bisa menyajikan teh, misalnya dalam situasi upacara
minum teh (chado 茶道).
Hina Ningyo
Boneka ini merupakan boneka yang
diperuntukan
untuk Hina Matsuri, festival boneka, yang juga dikenal sebagi Momo no Sekku
atau Festival Buah Persik. Boneka ini terbuat dari berbagai macam bahan, tetapi
boneka Hina klasik mempunyai badan berbentuk seperti piramid dengan
berlapis-lapis kain yang disi dengan jerami atau blok kayu, tangan dari kayu
yang dipahat berlapis gofun, dan kepala dari kayu yang diukir atau dicetak
berlapis gofun, dengan sepasang mata kaca (walau sebelum 1850 sepasang mata ini
diukir di gofun kemudian dilukis) serta rambut dari sutra atau rambut asli
manusia. Satu set terdiri dari 15 boneka yang mewakili karakter-karakter
tertentu, dengan berbagai aksesoris (dogu), walaupun set dasarnya terdiri dari pasangan
laki-laki dan perempuan yang biasanya diartikan Kaisar serta Permaisurinya.
Komentar